Minggu, 19 Desember 2010

Seputar Stasun Tawang

stasiun tawang semarang
stasiun tawang semarang doeloe


Stasiun Tawang
Alamat : Jl Tmn Tawang 1 SEMARANG 50175
Nomor Telp : 024 354 4544, 358 2859
Stasiun Tawang merupakan tetengger yang penting bagi kawasan Kota Lama. Pada masa lalu terdapat sumbu visual yang menghubungkan stasiun ini dengan Gereja protestan ( Blenduk ). Sehingga peran stasiun ini dalam pembentukan citra kawasan sangat penting dan mampu menambah nilai kawasan. Integritas langgam arsitektur Indische sangat kuat dan banyak terpengaruh unsur lokal. Integritas kekriyaan ditampilkan dalam detil bermotif dan berwarna. Integritas setting masih tetap seperti semula. Sedangkan integritas type bangunan merupakan ruang kantor. Integritas sesinambungan fungsi yaitu sebagai bangunan pengangkutan masih terjaga dengan baik. Kaitan bangunan dengan sejarah yaitu pembangunannya ditujukan untuk menggantikan stasiun Tambak Sari di Pengapon, dengan perancang adalah JP Bordes. Selain itu kaitan bangunan dengan sejarah perangkutan milik NIS tidak kecil. Arsitekturnya unik, dengan ciri arsitektur Indische yang bahan untuk elemen dinding yang bermotif dan berwarna menjadikan bangunan ini sangat estetis. Dilihat dari segi lansekap kota, Stasiun Tawang menambahkan kualitas dan potensi dari ruang terbuka di kawasan tersebut.
Sejarah:
Stasiun Tawang merupakan pengganti Stasiun Tambak Sari milik N.I.S yang pertama. Adapun pembangunan stasiun pertama tersebut ditandai dengan upacara pencangkulan tanah oleh Gubernur Jenderal Mr. Baron Sloet van de Beele, bersamaan dengan pembentukan sistem perangkutan kereta api milik N.I.S pad atanggal 16 Juni 1864. N.I.S melayani jalur Semarang – Yogya – Solo. Setelah mengalami proses pembangunan yang tersendat-sendat akhirnya jalur pelayanan kereta api ini terselesaikan pada 10 Pebruari 1870. Berkembangnya kegiatan perdagangan menyebabkan stasiun Tambak Sari tidak memenuhi syarat lagi. Maka direncanakanlah stasiun yang baru dengan arsitek J.P de Bordes. Setelah kemerdekaan Republik Indonesia, stasiun ini diambil alih oleh Pemerintah Daerah Kotamadya Semarang dan diganti dengan nama Perusahaan Jawatan Kereta Api Tawang ( PJKA).
Tidak banyak perubahan yang dilakukan pada stasiun ini terutama pada bagian facade dan sampai sekarang masih terawat dengan baik. Lapangan di depan Stasiun Tawang ( sekarang menjadi Folder ) juga mempunyai nilai historis yang tinggi yaitu sebagai ruang terbuka dari kota lama yang difungsikan sebagai tempat upacara, olah raga, pertandingan dan sebaginya.

Rabu, 15 Desember 2010

Keunikan Kereta Api Indonesia

1. Kereta Api Argo Dwipangga adalah satu-satunya kereta yang tidak menggunakan nama gunung meskipun di depannya menggunakan kata argo, seperti Argo Gede, Argo Lawu, Argo WIlis.
2. Nama kereta Api Bangunkarta tujuan Jakarta-Jombang bukanlah nama kota, tetapi merupakan singkatan nama kota yang dilewatinya jomBANG madiUN jaKARTA,
3. Kereta Api Taksaka tujuan Jakarta-Yogyakarta berasal dari nama taksaka yang berarti naga
4. Sementara nama Kereta Api Sembrani berasal dari kata sembrani yang berarti kuda
5. Kereta Api Bima tujuan Jakarta-Surabaya yang melewati Yogyakarta dulu memiliki design berupa kamar, bukan tempat duduk
6. Jalur kereta api antara stasiun Cikini hingga Stasiun Jayakarta di Jakarta dulu menempel di tanah tidak dibangun rel layang seperti saat ini
7. Kalau anda mengira bahwa Terowongan Ijo adalah terowongan kereta api terpanjang di Indonesia, maka perkiraan anda salah. Terowongan kereta api terpanjang di Indonesia yang hingga saat tulisan ini dibuat masih aktif dlalui kereta api adalah Terowongan Sasak saat yang terletak di antara Bandung dengan Purwakarta.
Terowongan Sasaksaat
8. Sementara jembatan kereta api terpanjang adalah Jembatan Cikubang yang berada di Jawa Barat, panjangnya sekitar 300 meter
9. Di Jakarta stasiun dengan jumlah jalur keberangkatan terbanyak dan hampir semuanya aktif adalah Stasiun Jakarta Kota, dengan 12 jalur dan melayani seluruh penjuru kota Jakarta, Bogor, Bekasi, Tangerang, dan kota-kota di Pulau Jawa, dan ini adalah tantangan bagi para petugas untuk menginformasikan jalur pemberangkatan sesuai tujuan kereta kepada penumpang 

10. Stasiun yang telah bangun dari mati suri adalah Stasiun Tanjung Priok, setelah lama tidak berfungsi kini Stasiun Tanjung Priok yang merupakan peninggalan Belanda kini sudah melayani perjalanan dalam kota dan luar kota meskipun dalam jumlah yang terbatas
11. Depo kereta api terbesar di Asia Tenggara adalah depo kereta yang dibangun di Depok, Jawa Barat baru-baru ini
12. Di Jakarta mungkin terowongan kereta api hanya berada di sebelah selatan Stasiun Cawang yang di atasnya merupakan Jalan MT Haryono, sebuah jalan yang cukup lebar karena terdiri dari jalan tol dan jalan arteri
13. Di Jakarta anda masih bisa menemukan jalur kereta yang masih rel tunggal, yaitu antara Stasiun Duri hingga Stasiun Tangerang. Seharusnya jalur ini mampu membantu kepadatan Jaan Daan Mogot.
14. Tau Kereta Pakuan dan kereta ekspres lainnya di Jakarta? Di Jepang kereta tersebut adalah kereta kelas ekonomi, sementara di Jakarta?
15. Hanya Jabotabek yang memiliki elektrisasi kereta api, namun bagi warga Bandung ada kabar gembira, pemerintah akan membangin jaringan listrik dari Jakarta ke Bandung, entah kapan terealisasinya.
16. Tau Kereta Api Harina tujuan Bandung Semarang? Dulunya kereta ini melalui Bandung-Kroya-Purwokert-Prupuk-Semarang namun karena rute yang sepi penumpang maka kini KA Harina berubah trayek Bandung-Cikampek-Cirebon-Semarang
17. Kereta api tercepat yang diakui sampai saat ini adalah Argo Bromo Anggrek, dengan harga tiket antara 200-350 ribu rupiah anda dapat menempuh perjalanan Jakarta-Surabaya hanya dengan waktu 9 jam! Uniknya penobatan kereta api tercepat di Indonesia bukan berdasarkan kecepatan kereta saja, tapi lebih dihitung berdasarkan jarak tempuh dengan waktu tempuh. Kenapa? Karena lokomotif Kereta Api Argo Bromo Anggrek tidak ada bedanya dengan Lokomotif Kereta Ekonomi Progo Jakarta-Lempuyangan
18. Kecelakaan kereta api yang paling fatal adalah tragedi Bintaro yang menewaskan lebih dari 100 orang
19. Anda tahu Kota Temanggung? Meskipun berada di ketinggian, kota ini dulu memiliki jalur kereta dengan tujuan Magelang Jogjakarta dan Ambarawa.
20. Stasiun Kampung Bandan adalah stasiun terunik, ada dua jalur rel yang saling berpapasan satu dibawah stasiun dan satu lagi di atasnya.

Jumat, 10 Desember 2010

10 Terowongan kereta api terpanjang di Indonesia

10. Terowongan Gunung Gajah (368 m)
Termasuk dalam wilayah DAOP III Sumsel dan terletak antara stasiun Lahat dan stasiun BUnga mas, panjang terowongan ini sekitar 368 m.
9. Terowongan Tebing Tinggi (424 m)
Terowongan ini terletak di Talang Banyu Desa Tanjung Kupang, Kecamatan Tebing Tinggi, Sumetara Selatan. Terowongan yang masih aktif ini memiliki panjang sekitar 424 m.
8. Terowongan Ijo (580 m)
Terletak di di Rowokele, Kebumen. Terowongan ini dibangun di jaman Belanda pada 1885-1886, dengan sistem kerja paksa terowongan ini sudah menelan banyak jiwa. Memiliki panjang sekitar 580 m.
7. Terowongan Kupitan (600 m)
Berada di wilayah DAOP II Sumbar antara Muarakalaban dan Padang Sibusuak, Terowongan ini memiliki panjang kurang lebih 600 m.

6. Terowongan Lampegan (687 m)
Terowongan ini terletak di Kec. Cibeber, perbatasan Kab. Cianjur dan Kab. Sukabumi. Pada tanggal 8 Februari 2001, terowongan ini runtuh, namun saat ini terowongan yang memiliki panjang sekitar 687 m ini telah direnovasi.
5. Terowongan Mrawan (690 m)
Terletak disebelah Barat Stasiun Mrawan, Kalibaru, Banyuwangi. Terowongan ini memiliki panjang sekitar 690 m dan dibangun pada tahun 1901.
4. Terowongan Eka Bakti Karya (760 m)
Terowongan ini terletak di Sumberpucung, malang. Lima kilometer setelah stasiun Sumberpucung. Terowongan ini memiliki panjang sekitar 760 m dan juga terdapat terowongan Dwi Bhakti Karya dengan panjang 400 m. Disebelah terowongan ini terdapat Bendungan Ir. Sutami.
3. Terowongan Sawahlunto (835 m)
Terowongan Sawahlunto terletak di antara stasiun Muara Kalaban dan Sawahlunto, Sumatera Barat. Terowongan ini memiliki panjang sekitar 827 m dikenal juga dengan sebutan Lubang Kalam.
2. Terowongan Sasaksaat (949 m)
Terowongan Sasaksaat merupakan terowongan jalur kereta api yang dibangun oleh SS (Staatsspoorwagen) antara tahun 1902-1903. Bangunan Hikmat 503 ini berada di jalur antara Purwakarta dan Padalarang di Km 143 + 144 antara Stasiun Sasaksaat dan Stasiun Maswati, membelah perbukita Cidepong di Kampung Sasaksaat Desa Sumurbandung, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat. Didalam terowongan sepanjang 949 m ini terdapat 35 sleko terdiri dari 17 kiri dan 18 kanan dari arah Stasiun Sasaksaat. Terowongan yang terletak di Daerah Operasi II Bandung merupakan terowongan kereta api yang padat lalu lintas, setiap harinya ada 44 Kereta api yang melintas secara reguler. Jalur yang lengkung ketika akan memasuki terowongan baik dari arah Stasiun Sasaksaat dan stasiun Maswati maka jalan relnya diberi rel paksa (gongsol). Banyaknya kereta api yang melintas memerlukan penjagaan khusus di terowongan sehingga di kedua ujung terowongan terdapat gardu jaga untuk JPTw (Juru Periksa Terowongan).
1. Terowongan Wilhelmina/Terowongan Sumber (1208 m)
Terowongan Wilhelmina yang di bangun pada zaman penjajahan Belanda dan diresmikan pada tanggal 1 Juni 1921. Terowongan ini memiliki panjang sekitar 1208 m. terowongan kereta api yang dulu menghubungkan Banjar-Cijulang, kini keberadaanya sungguh memprihatinkan, dengan rel yang hilang dan muka terowongan yang tak terurus, di rambati akar-akar tanaman semak belukar, semakin menghilangkan pamor dari sejarah maupun aset wisata dari terowongan terpanjang di Indonesia ini.

Rabu, 08 Desember 2010

13 Stasiun Tertua Di Indonesia

1. Stasiun Ijo 
Stasiun Ijo (IJ) adalah stasiun kereta api yang terletak di sebelah barat Stasiun Gombong. Secara administratif, stasiun ini berada di Desa Bumiagung, Kecamatan Rowokele, Kabupaten Kebumen. Selain sebagai stasiun persilangan, fungsi lainnya adalah sebagai pengontrol terowongan jalur rel (disebut Terowongan Ijo) yang berada di sisi timur stasiun ini. Pengelolaan stasiun yang terletak pada ketinggian +25 m dpl ini berada di bawah Daerah Operasi 5 Purwokerto. Stasiun yang dibangun pada pertengahan tahun 1880-an ini jarang disinggahi oleh kereta api. Stasiun berperon sisi ini memiliki tiga jalur rel.






2. Stasiun Malang Kotalama (1879)
Stasiun Malang Kotalama (MLK) merupakan stasiun kereta api yang terletak di Kecamatan Sukun, Malang. Stasiun yang berada pada ketinggian +429 m dpl ini berada di Daerah Operasi 8 Surabaya. Stasiun ini merupakan stasiun KA paling selatan yang berada di Kota Malang, dan tertua, dibangun pada tahun 1879. Penambahan nama "Kotalama" dimaksudkan untuk membedakan dengan Stasiun Malang Kotabaru yang dibangun belakangan.Dari Stasiun Malang Kotalama terdapat percabangan rel yang menuju ke Dipo Pertamina.






3. Stasiun Surabaya Kota (1878)
Stasiun Surabaya Kota (SB) yang populer dengan nama Stasiun Semut terletak di Bongkaran, Pabean Cantikan, Surabaya. Letaknya sebelah utara Stasiun Surabaya Gubeng dan juga merupakan stasiun tujuan terakhir di kota Surabaya dari jalur kereta api selatan pulau Jawa yang menghubungkan Surabaya dengan Yogyakarta dan Bandung serta Jakarta. Stasiun lain yang juga penting di Surabaya adalah Stasiun Pasar Turi yang menghubungkan Surabaya dengan Semarang. Baru dalam masa kemerdekaan, Jawatan Kereta Api mengadakan layanan kereta api antara Jakarta dan Surabaya Pasar Turi melalui Semarang.
Berdasarkan sejarahnya, Stasiun Surabaya Kota dibangun ketika jalur kereta api Surabaya-Malang dan Pasuruan mulai dirintis sekitar tahun 1870. Tujuannya untuk mengangkut hasil bumi dan perkebunan dari daerah pedalaman Jatim, khususnya dari Malang, ke Pelabuhan Tanjung Perak yang juga mulai dibangun sekitar tahun itu. Gedung ini diresmikan pada tanggal 16 Mei 1878. Dengan meningkatnya penggunaan kereta api, pada tanggal 11 Nopember 1911, bangunan stasiun ini mengalami perluasan hingga ke bentuknya yang sekarang ini.






4. Stasiun Purwosari (1875)
Stasiun Purwosari (PWS) merupakan stasiun kereta api yang terletak di Jl. Slamet Riyadi No. 502, Purwosari, Lawiyan, Surakarta. Stasiun yang terletak pada ketinggian +98 m dpl ini berada di Daerah Operasi 6 Yogyakarta.
Stasiun Purwosari dibangun pada tahun 1875, dan merupakan stasiun tertua di Surakarta. Pembangunannya ditangani oleh NISM. Stasiun Purwosari berada di wilayah Mangkunegaran.






5. Stasiun Solo Balapan (1873)
Stasiun Solo Balapan (kode: SLO, +93m) adalah stasiun induk di Kestalan dan Gilingan, Banjarsari, Surakarta yang menghubungkan Kota Bandung, Jakarta, Surabaya, serta Semarang. Stasiun ini didirikan oleh jaringan kereta api masa kolonial NIS pada abad ke-19 (tepatnya 1873).










6. Stasiun Kedungjati (1873)
Stasiun Kedungjati (KEJ) merupakan stasiun kereta api yang terletak di Kedungjati, Kedungjati, Grobogan. Stasiun yang terletak pada ketinggian +36 m dpl ini berada di Daerah Operasi 4 Semarang. Stasiun Kedungjati diresmikan pada bulan 21 Mei 1873. Arsitektur stasiun ini serupa dengan Stasiun Willem I di Ambarawa, bahkan dulu beroperasi jalur KA dari Kedungjati ke Ambarawa, yang sudah tidak beroperasi pada tahun 1976. Pada tahun 1907, Stasiun Kedungjati yang tadinya dibangun dari kayu diubah ke bata berplester dengan peron berkonstruksi baja dengan atap dari seng setinggi 14,65 cm.






7. Stasiun Ambarawa (1873)
Museum Kereta Api Ambarawa adalah sebuah stasiun kereta api yang sekarang dialihfungsikan menjadi sebuah museum di Ambarawa, Jawa Tengah yang memiliki kelengkapan kereta api yang pernah berjaya pada zamannya. Salah satu kereta api uap dengan lokomotif nomor B 2502 dan B 2503 buatan Maschinenfabriek Esslingen sampai sekarang masih dapat menjalankan aktivitas sebagai kereta api wisata. Kereta api uap bergerigi ini sangat unik dan merupakan salah satu dari tiga yang masih tersisa di dunia. Dua di antaranya ada di Swiss dan India. Selain koleksi-koleksi unik tadi, masih dapat disaksikan berbagai macam jenis lokomotif uap dari seri B, C, D hingga jenis CC yang paling besar (CC 5029, Schweizerische Lokomotiv und Maschinenfabrik) di halaman museum.






8. Stasiun Semarang Tawang (1868)
Stasiun Semarang Tawang (kode SMT) adalah stasiun induk di Tanjung Mas, Semarang Utara, Semarang yang melayani kereta api eksekutif dan bisnis. Kereta api ekonomi tidak singgah di stasiun ini. Stasiun ini merupakan stasiun kereta api besar tertua di Indonesia setelah Semarang Gudang dan diresmikan pada tanggal 19 Juli 1868 untuk jalur Semarang Tawang ke Tanggung. Jalur ini menggunakan lebar 1435 mm. Pada tahun 1873 jalur ini diperpanjang hingga Stasiun Solo Balapan dan melanjut hingga Stasiun Lempuyangan di Yogyakarta.






9. Stasiun Semarang Gudang / Tambaksari (1864)
Stasiun ini dibangun pada tanggal 16 Juni 1864 yang diresmikan oleh Gubernur Jenderal Baron Sloet van de Beele. Untuk pengoperasian rute ini, pemerintah Belanda menunjuk Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NIS), salah satu markas NIS yang sekarang dikenal sebagai Gedung Lawang Sewu. Dan tepatnya pada 10 Agustus 1867 sebuah kereta meluncur untuk pertama kalinya di stasiun ini.






10. Stasiun Lempuyangan (1872)
Stasiun Lempuyangan (kode: LPN, +114 m dpl) adalah stasiun kereta api yang terletak di Kota Yogyakarta, berjarak sekitar 1 km di sebelah timur dari stasiun utama di kota ini, yaitu Stasiun Yogyakarta. Stasiun yang didirikan pada tanggal 2 Maret 1872 ini melayani pemberhentian semua KA ekonomi yang melintasi Yogyakarta. Stasiun Lempuyangan beserta dengan rel yang membujur dari barat ke timur merupakan perbatasan antara Kecamatan Gondokusuman di utara dan Danurejan di selatan.






11. Stasiun Alasteowa (1867)

Stasiun Alastuwa (ATA) merupakan stasiun kereta api yang terletak di Tlogomulyo, Pedurungan, Semarang. Stasiun yang terletak pada ketinggian +6 m dpl ini termasuk dalam Daops 4 Semarang. Peron stasiun ini berbentuk pulau. Stasiun ini dapat terlihat dari jembatan layang di Jl. Raya Bangetayu-Pedurungan ke arah timur.
Terdapat 4 jalur di Stasiun Alastuwa. 1 jalur masih menggunakan bantalan kayu, 2 jalur masih menggunakan bantalan besi, dan 1 jalur sudah menggunakan beton.
Stasiun Alastuwa biasa menjadi tempat perhentian bagi kereta api dari arah timur yang hendak ke barat apabila Stasiun Semarang Tawang tergenang banjir atau penuh jalurnya maupun terjadi kemacetan parah di Jl. Raya Kaligawe.





12. Stasiun Broemboeng (1867)
Stasiun Brumbung (BBG) merupakan stasiun kereta api yang terletak di Kembangarum, Mranggen, Demak. Stasiun yang terletak pada ketinggian +18 m dpl ini berada di Daerah Operasi 4 Semarang. Dibangun pada tahun 1867, stasiun ini terletak tak jauh dari jalan raya Semarang-Purwodadi. Di timur stasiun ini terdapat Pasar Ganefo.
Dari arah Semarang (barat laut), Stasiun Brumbung merupakan tempat percabangan bagi jalur rel ke Surabaya (timur) dan Surakarta (tenggara). Dengan posisi demikian, peron Stasiun Brumbung berbentuk pulau.




13. Stasiun Tanggung (1867)

Stasiun Tanggung (TGG) adalah sebuah stasiun kereta api yang terletak di Tanggungharjo, Tanggungharjo, Grobogan, Jawa Tengah. Dengan ketinggian ±20 m dpl, Stasiun Tanggung terletak di Daerah Operasi 4 Semarang.
Stasiun Tanggung merupakan salah satu stasiun KA tertua di Indonesia. Pada tanggal 10 Agustus 1867, jalur KA pertama dibuka, antara Semarang-Tanggung yang berjarak 25 kilometer, oleh Gub. Jend. Ludolph Anne Jan Wilt Sloet van de Beele. Bangunan stasiun yang didirikan pertama kali telah dibongkar pada tahun 1910, kemudian dibangunlah bangunan stasiun yang baru, yang dapat dilihat sampai sekarang. Pada pertengahan tahun 1980-an, stasiun ini pernah hendak dibongkar dan ditempatkan di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta.
Kini, Stasiun Tanggung tidak lagi berfungsi menaikkan atau menurunkan penumpang, tetapi hanya sebagai stasiun pengawas keamanan perjalanan kereta api di lintasan Brumbung-Gundih, karena seringnya kereta api dilempari batu di sekitar stasiun ini. Karena fungsinya yang terbatas, tidak ada jalan keluar masuk kendaraan ke stasiun. Jalan masuk kendaraan melalui perumahan penduduk yang dibangun di pekarangan stasiun dengan menyewa kepada PT Kereta Api.



Jumat, 26 November 2010

Kaleidoskop Kecelakaan Kereta Api

2001

  • 25 Desember 2001, sekitar jam 04.33, Kereta api 146 Empu Jaya menabrak Kereta api 153 Gaya Baru Malam Selatan yang sedang menunggu bersilangan di sepur 3 emplasemen stasiun Ketanggungan Barat, Brebes. Tabrakan tersebut terjadi dikarenakan KA 146 melanggar sinyal masuk stasiun Ketanggungan Barat yang beraspek merah (tanda bahwa kereta harus berhenti). Peristiwa ini mengakibatkan 31 orang tewas dan 53 lainnya luka berat termasuk masinis dari KA 146.

2002

  • 10 Juni 2002, jam ± 11:45 WIB, rangkaian langsiran lokomotif BB.306.15 yang membawa 7 rangkaian gerbong semen (KKW) bertabrakan dengan rangkaian KA batu bara nomor KA-2807 lokomotif BB.204.10 yang membawa 8 gerbong batubara (KKBW) dan lokomotif pendorong BB.306.14. Tabrakan terjadi di perlintasan Koto Luar di kilometer 11+450 petak jalan Pauhlima – Indarung.

2003

  • 3 Januari 2003, 04:45, kereta api 73 Bima jurusan Surabaya - Gambir anjlok di Km 312+8/9 Emplasmen Stasiun Bumiayu, Wesel no. 13A Petak jalan antara Stasiun Kretek – Linggapura Lintas Kroya - Cirebon. Tidak ada korban jiwa.
  • 21 April 2003, 14:25, rangkaian kereta api barang batubara rangkaian panjang (Babaranjang) anjlok di Km 8 + 470/ petak jalan antara Stasiun Tanjung Karang – Tarahan Desa Sumur Putri, Kecamatan Garuntang, Bandar Lampung. Tidak ada korban jiwa.
  • 14 Mei 2003, 12:40, rangkaian KA 107 jurusan Surabaya – Yogyakarta Tugu anjlok di km 204. Tidak ada korban jiwa.
  • 30 Mei 2003, 09:27, kereta api 122 Fajar Utama Semarang anjlok di Km 156 + 0/3 emplasemen Stasiun Kadokangabus petak jalan antara Stasiun Cilegeh – Kadokangabus, Kabupaten Indramayu. Tidak ada korban jiwa.
  • 30 Juli 2003, 00:35, rangkaian KA 1404 yang membawa bahan bakar minyak (BBM) Pertamina dengan total l berat rangkaian 855 ton anjlok dan beberapa gerbong terguling. Tidak ada korban jiwa.
  • 1 Agustus2003, 09:40, kereta api 84 Kamandanu rute Jakarta Gambir - Semarang Tawang anjlok di Km 52+600 s/d 53+100 petak jalan antara Stasiun Lemahabang - Kedunggedeh Kecamatan Cikarang Timur, Kabupaten Bekasi. Sebanyak 6 penumpang luka berat dan 12 penumpang luka ringan.
  • 27 Oktober 2003, 12:05, kereta api Argo Bromo Anggrek rute Surabaya Pasar Turi – Jakarta Gambir anjlok di Km 38 + 420 petak jalan antara Stasiun Karangjati – Gubug, Kabupaten Grobogan.

2006

Kereta api Serayu anjlok pada 21 April 2007 mengakibatkan 46 korban luka
  • 13 Desember 2006, kereta eksekutif Sawunggalih, rute Kutoarjo-Jakarta, anjlok di Karangsari, Cilongok, Banyumas. Tidak ada korban.
  • 11 Desember 2006, kereta Mutiara Timur, rute Surabaya-Banyuwangi, anjlok di desa Randu Agung, Klakah, Lumajang. Tidak ada korban.
  • 1 November 2006, kereta eksekutif Parahiyangan, rute Bandung Jakarta, anjlok di Kampung Babakan, Tanjung Pura, Karawang. Tidak ada korban.
  • 14 April 2006, Sebuah kereta api bermuatan CPO atau minyak sawit mentah yang sedang berjalan pelan ditabrak dari belakang oleh kereta api serupa di desa Fortuna Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara. Dua orang penumpang tewas dalam kejadian ini.
  • 16 April 2006, Grobogan, 02.15 dini hari. Kereta api Kertajaya dengan masinis Nurhadi bertabrakan dengan kereta api Sembrani dengan masinis Muhadi. Sebanyak 14 orang tewas. Bermula dari KA Kertajaya yang masuk ke Stasiun Gubug dari arah Jakarta. Saat itu, Kertajaya masuk di Jalur 1. KA Gumarang kemudian masuk ke Stasiun Gubug di jalur 2. Setelah Gumarang melintas, seperti tidak sabar, KA Kertajaya nyelonong keluar stasiun dan masuk ke jalur 2. Padahal, saat itu KA Kertajaya belum diberi aba-aba untuk jalan. Ketika KA Kertajaya masuk ke jalur 2 tiba-tiba KA Sembrani dengan masinis Muhadi datang dari arah Jakarta dengan kecepatan tinggi, dan tabrakan hebat pun tak dapat dihindari.
  • 18 April 2006, kereta rel listrik Pakuan jurusan Jakarta-Bogor menabrak Metromini S-64 jurusan Pasar Minggu-Cililitan. Lima orang meninggal di tempat, seorang meninggal di rumah sakit, sedangkan satu orang lainnya masih dalam kondisi kritis. Peristiwa itu terjadi saat Metromini hendak melewati perlintasan kereta api Duren Kalibata, Jakarta Selatan, di bawah fly over Kalibata sekitar pukul 3 sore. Menurut seorang saksi mata, kecelakaan itu terjadi sebab laju Metromini tertahan karena tepat di depannya ada angkutan lain yang sedang berhenti. Meski sopir sudah membunyikan klakson berkali-kali supaya angkutan lain maju, tapi tidak dihiraukan.

2007

KA Gumarang yang anjlok pada 12 Agustus 2007. Kecelakaan terjadi karena rel kereta digergaji yang diduga oleh aksi sabotase

2010

Salah satu Gerbong KA Senja utama yang terbalik akibat tabrakan kereta api di petarukan
  • 8 September 2010 kereta api Sribilah ditabrak oleh kereta api minyak dan barang di Desa Citaman,kelurahan Simpang Tiga,kecamatan Perbaungan,kabupaten Serdang Bedagai,Sumatera Utara,menjelang stasiun perbaungan.akibatnya,4 gebong kereta sribilah hancur,namun tidak menyebabkan korban jiwa.
  • 2 Oktober 2010 Tabrakan kereta api Petarukan 2010 antara kereta api Argo Bromo Anggrek menabrak kereta Senja Utama Semarang yang saat itu sedang menunggu di stasiun Petarukan.kereta senja utama semarang menunngu kereta argo bromo anggrek di jalur 3.tetapi kereta argo bromo anggrek memasuki jalur yang salah.kereta tersebut masuk di jalur yang tidak ditentukan.akibatnya kereta itu menabrak kereta senja utama semarang.4 gerbong di senja utama semarang rusak berat.dan memakan korban tewas terbesar dalam sejarah kecelakaan kereta api di indonesia.

Parahyangan Turun Harga

Kereta Api Parahyangan jurusan GMR-BD mulai tanggal 26 Oktober 2010 turun harga menjadi Rp 10.000,00 (Kelas Eksekutif)

Kereta Parahyangan memasuki stasiun Gambir.

Jadwal Kereta Api Fajar Utama Semarang



Stasiun Waktu Kedatangan Waktu Keberangkatan
Pasar Senen - 07.15
Jatinegara 07.25 07.27
Bekasi 07.42 07.44
Cirebon 10.21 10.30
Tegal 11.43 11.47
Pekalongan 12.44 12.49
Weleri 13.49 13.53
Semarang Tawang 14.30 -
Stasiun Waktu Kedatangan Waktu Keberangkatan
Semarang Tawang - 08.00
Weleri 08.37 08.29
Pekalongan 09.28 09.31
Tegal 10.28 10.34
Cirebon 11.36 11.45
Bekasi 14.25 14.27
Jatinegara 14.42 14.44
Pasar Senen 14.55 -

Argo Sindoro

Argo Sindoro adalah nama sebuah kereta api yang dioperasikan PT Kereta Api Indonesia (Persero) untuk melayani koridor jalur Semarang - Jakarta. Rangkaian gerbong KA Argo Sindoro menggunakan bekas gerbong Argo Anggrek. Semua gerbong kereta ini adalah kelas eksekutif. Selama perjalanan, kereta api ini hanya berhenti di Stasiun Pekalongan, Cirebon, dan Jatinegara.


Rabu, 24 November 2010

KA Argo Bromo

Argo Bromo Anggrek mulai dioperasikan pada tanggal 24 September 1997. Produk ini merupakan pengembangan (derivative merk) dari KA Argo Bromo JS-950 yang diresmikan pertama kali perjalanannya oleh Presiden RI pada tanggal 31 Juli 1995 menandai Hari Teknologi Nasional 12 Agustus 1995

 

 




Brand
Bromo diambil dari nama satu gunung yang berada di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Jawa Timur. Panorama Wisata Gunung Bromo yang memiliki ketinggian 2.392 m ini selain menyimpan makna ritual cultural dan religius juga menyajikan keindahan kawah dan keasrian alam lingkungannya yang membuat kawasan Gunung Bromo menjadi sangat terkenal dan menjadi salah satu tujuan wisata utama turis domesyik maupun mancanegara. Sebutan Anggrek digunakan untuk menandai adanya derivative merk dari produk sebelumnya, sehingga warna eksterior kereta tersebut disesuaikan dengan paduan warna setangkai bunga anggrek.


Perjalanan Gambir-Surabaya Pasarturi sejauh 725 km melalui lintas Utara ditempuh dalam waktu 9 jam. KA Argo Bromo Anggrek dengan kapasitas 400 seat terdiri atas 8 rangkaian kereta kelas eksekutif dan dalam perjalanannya hanya berhenti di Stasiun Pekalongan dan Semarang.


KA Argo Bromo Anggrek menyediakan sarana hiburan selama dalam perjalanan berupa tayangan audio/video (Show On Rail). Selain sarana hiburan penumpang dapat juga memesan makanan dan minuman sesuai dengan menu pilihan yang disediakan dan bisa dinikmati baik di tempat duduk masing-masing maupun di kereta restorasi yang didesain sebagai mini bar yang dilengkapi dengan fasilitas untuk berkaraoke. Semua ini sengaja didesain untuk membuat penumpang seolah-olah berada di dalam hotel berjalan, sehingga perjalanan bersama Argo Bromo Anggrek diharapkan dapat menghemat biaya akomodasi hotel dan setibanya di tujuan dalam kondisi fresh.
 
Fasilitas & Spesifikasi Teknis Kereta
Item
Keterangan
InteriorDesain disesuaikan dengan aspek estetika, keselamatan & kenyamanan, dilengkapi peredam suara & isolasi panas tidak mudah terbakar
Tempat duduk
  • Kapasitas 50 tempat duduk perkereta
  • Reclining & revolving seat system
  • Dilengkapi meja lipat & sandaran kaki
  • Desain ergonomis
Leluasa & nyaman
Pintu ruanganSistem geser otomatis
JendelaKaca tetap dupleks, lapisan laminasi isolator panas dilengkapi dengan tiraiUkuran & desain disesuaikan dengan aspek keselamatan & keamanan
Penyegar udara2 set Air Conditioner (AC) tiap keretaTemperatur 21 – 260 C
Jenis BogieK9/ CL243 bolsterless, dengan system suspensi ganda : conical rubber bounded dan air spring (pegas udara) serta dilengkapi vertical & horizontal shock absorberBuat goncangan terasa lembut
Fasilitas keselamatanTabung pemadam kebakaran, emergency brake
Fasilitas lainnyaAudio/video, lampu baca, toilet
 

KA Sembrani

eluncuran perdana KA Sembrani dilakukan pada tanggal 1 Oktober 1995. Produk ini merupakan pembaharuan dan inovasi dari KA Mutiara Utara yang sudah beroperasi mendahuluinya.






Nama Sembrani diambil dari cerita legenda masyarakat tempo dulu yang menggambarkan seekor kuda bersayap yang dapat terbang dan sangat berani. Dalam cerita pewayangan, kuda Sembrani adalah kuda tunggangan Batara Wisnu. Sementara menurut hikayat rakyat Jawa, Sembrani merupakan alat transportasi bagi raja, ratu dan senopati yang konon menurut cerita bila bepergian selalu menggunakan Kuda Sembrani agar dapat dengan mudah dan cepat sampai di tujuan. Legenda ini melekat pada KA Sembrani yang melayani pemerjalan koridor Jakarta-Surabaya Pasarturi (725 km).


Kereta api yang memiliki kapasitas 416 tempat duduk ini (8 kereta kelas eksekutif) menawarkan alternative perjalanan pada malam hari melalui lintas Utara Pulau Jawa dengan waktu tempuh sekitar 10 jam 30 menit dan hanya berhenti di Stasiun Pekalongan, Semarang Tawang, Cepu dan Bojonegoro.

Fasilitas & Spesifikasi Teknis Kereta
Item
Keterangan
InteriorDesain disesuaikan dengan aspek estetika, keselamatan & kenyamanan, dilengkapi peredam suara & isolasi panas tidak mudah terbakar
Tempat duduk
  • Kapasitas 52 tempat duduk perkereta
  • Reclining & revolving seat system
  • Dilengkapi meja lipat & sandaran kaki
  • Desain ergonomis
Leluasa & nyaman
Pintu ruanganSistem geser otomatis
JendelaKaca tetap dupleks, lapisan laminasi isolator panas dilengkapi dengan tiraiUkuran & desain disesuaikan dengan aspek keselamatan & keamanan
Penyegar udara2 set Air Conditioner (AC) tiap keretaTemperatur 21 – 260 C
Jenis BogieK8/NT.60 dengan system suspense conical rubber bounded dan coil spring dilengkapi bolster anchor serta vertical shock absorberMemperhalus goncangan
Fasilitas keselamatanTabung pemadam kebakaran, emergency brake
Fasilitas lainnyaAudio/video, lampu baca, toilet

Kereta Eksekutif Argo


Segmenting yang mendasari peluncuran KA Eksekutif dilakukan dengan mengklasifikasikan pelanggan dalam beberapa tingkatan value :
Gateway value, konsumen yang menggunakan jasa kereta api hanya mendasarkan kepada fungsinya sebagai alat transportasi
Competitive value, disamping mempertimbangkan fungsi utama sebagai alat transportasi, pelanggan mempertimbangkan pula faktor tingkat kenyamanan dan pelayanan yang dibandingkan terhadap moda pesaing
Ultimate value, pelanggan tidak sekedar menuntut fungsi dan perbandinggan, melainkan juga pertimbangan-pertimbangan psikologis yang tidak dapat diukur batasnya, misalnya gengsi, prestise dan kepuasan
Pasar sasaran yang dipilih adalah pelanggan yang tidak hanya sekedar menuntut fungsi utama kereta api, akan tetapi juga pertimbangan-pertimbangan psikologis (ultimate value), atau tepatnya pemerjalan eksekutif tidak akan kehilangan prestise walau tidak naik pesawat.
Positioning dilakukan dengan mempersepsikan produk argo sebagai moda transportasi kereta api yang terbaik, prestise, nyaman, cepat, untuk masing-masing kelas dan koridornya.

Arti Logo

 
Logo dengan warna orange berupa gambar mirip angka 2, dengan kemiringan 70 derajat dan warna dasar putih yang menampakkan bagian depan kereta api kecepatan tinggi dengan arah yang saling berlawanan.
 
Gambar lambang menyiratkan sifat: tegas, pasti, tajam, gerak horisontal, juga bolak-balik. Dua garis lurus dengan ujung lengkung meruncing, dengan arah berlawanan, selain menggambarkan arah bolak-balik perjalanan kereta api, juga melambangkan pelayanan (memberi dan menerima).
 
Gaya Gambar :
Lugas, langsung, tajam, teknis, selaras dengan staf teknis kereta api. Ujung garis tajam tapi melengkung untuk menyiratkan arah/kecepatan (aerodinamis), tetapi cenderung agak tumpul melengkung, tidak terlampau tajam, agar memberi kesan aman (sesuatu bentuk yang terlampau runcing lebih memberi kesan ancaman, rasa sakit dan agresivitas, asosiatif kepada senjata tajam, duri dan semacamnya.
 
Sifat Gambar :
Sifat gambar lebih lugas, obyektif, rasional karena bentuk geometrisnya yang dominan dan bersifat maskulin. Kesan sangat modern, teknis, jelas terlihat
 

Sejarah Perkeretaapian Indonesia

Kehadiran kereta api di Indonesia ditandai dengan pencangkulan pertama pembangunan jalan KA didesa Kemijen Jum'at tanggal 17 Juni 1864 oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Mr. L.A.J Baron Sloet van den Beele. Pembangunan diprakarsai oleh "Naamlooze Venootschap Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij" (NV. NISM) yang dipimpin oleh Ir. J.P de Bordes dari Kemijen menuju desa Tanggung (26 Km) dengan lebar sepur 1435 mm. Ruas jalan ini dibuka untuk angkutan umum pada Hari Sabtu, 10 Agustus 1867.
Keberhasilan swasta, NV. NISM membangun jalan KA antara Kemijen - Tanggung, yang kemudian pada tanggal 10 Februari 1870 dapat menghubungkan kota Semarang - Surakarta (110 Km), akhirnya mendorong minat investor untuk membangun jalan KA didaerah lainnya. Tidak mengherankan, kalau pertumbuhan panjang jalan rel antara 1864 - 1900 tumbuh dengan pesat. Kalau tahun 1867 baru 25 km, tahun 1870 menjadi 110 km, tahun 1880 mencapai 405 km, tahun 1890 menjadi 1.427 km dan pada tahun 1900 menjadi 3.338 km.
Selain di Jawa, pembangunan jalan KA juga dilakukan di Aceh (1874), Sumatera Utara (1886), Sumatera Barat (1891), Sumatera Selatan (1914), bahkan tahun 1922 di Sulawasi juga telah dibangun jalan KA sepanjang 47 Km antara Makasar - Takalar, yang pengoperasiannya dilakukan tanggal 1 Juli 1923, sisanya Ujungpandang - Maros belum sempat diselesaikan. Sedangkan di Kalimantan, meskipun belum sempat dibangun, studi jalan KA Pontianak - Sambas (220 Km) sudah diselesaikan. Demikian juga di pulau Bali dan Lombok, juga pernah dilakukan studi pembangunan jalan KA.
Sampai dengan tahun 1939, panjang jalan KA di Indonesia mencapai 6.811 km. Tetapi, pada tahun 1950 panjangnya berkurang menjadi 5.910 km, kurang lebih 901 km raib, yang diperkirakan karena dibongkar semasa pendudukan Jepang dan diangkut ke Burma untuk pembangunan jalan KA disana.
Jenis jalan rel KA di Indonesia semula dibedakan dengan lebar sepur 1.067 mm; 750 mm (di Aceh) dan 600 mm dibeberapa lintas cabang dan tram kota. Jalan rel yang dibongkar semasa pendudukan Jepang (1942 - 1943) sepanjang 473 km, sedangkan jalan KA yang dibangun semasa pendudukan Jepang adalah 83 km antara Bayah - Cikara dan 220 km antara Muaro - Pekanbaru. Ironisnya, dengan teknologi yang seadanya, jalan KA Muaro - Pekanbaru diprogramkan selesai pembangunannya selama 15 bulan yang memperkerjakan 27.500 orang, 25.000 diantaranya adalah Romusha. Jalan yang melintasi rawa-rawa, perbukitan, serta sungai yang deras arusnya ini, banyak menelan korban yang makamnya bertebaran sepanjang Muaro - Pekanbaru.
Setelah kemerdekaan Indonesia diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945, karyawan KA yang tergabung dalam "Angkatan Moeda Kereta Api" (AMKA) mengambil alih kekuasaan perkeretaapian dari pihak Jepang. Peristiwa bersejarah yang terjadi pada tanggal 28 September 1945, pembacaan pernyataan sikap oleh Ismangil dan sejumlah anggota AMKA lainnya, menegaskan bahwa mulai tanggal 28 September 1945 kekuasaan perkeretaapian berada ditangan bangsa Indonesia. Orang Jepang tidak diperkenankan lagi campur tangan dengan urusan perkeretaapian di Indonesia. Inilah yang melandasi ditetapkannya 28 September 1945 sebagai Hari Kereta Api di Indonesia, serta dibentuknya "Djawatan Kereta Api Republik Indonesia" (DKARI).