Senin, 27 Juni 2011

Gerbong Argo Lawu (Gerbong Argo Bromo Anggrek)

Kereta api Argo Lawu Jurusan Solo Balapan - Jakarta Gambir, Dulunya Memakai Rangkaian Argo Bromo Anggrek Tetapi Pada Bulan April 2007 Argo Lawu Diganti dengan Rangkaian Argo Standart
Picture
Gerbong Bagasi PERUMKA

Gerbong Bagasi Adalah Gerbong Yang Mengangkut Barang. Biasanya Juga Dikutkan Atau Digabung SAma KA Penumpang, Ada Yang Tidak, Pada Jaman PERUMKA (Perusahaan Umum KA) Gerbong Bagasi Terdiri Dari 3 Yaitu : Abu Abu Putih,, Biru, & Kuning. Tapi Dikoleksi Weebly Saya, Cuman Ada 1 Yaitu Abu Abu Putih
Picture



K2 Cat Argo PERUMKA

Pada Jaman PERUMKA ada K2 Yang Bercat Argo (Abu - Abu Putih). Gerbong Jarang Ditemui , Sehingga Sekarang Kita Yang Di ERA PT KAI Pun Jarang / Tidak Pernah Melihat Gerbong K2 Argo Ini.
Picture



File Size: 528 kb
File Type: cdp

 K2 SATWA PERUMKA 

Gerbong Yang Selalu Dipakai KA MUTIARA SELATAN (SGU - BD), ATau Ekspress Malam Gumarang (SBI - GMR).

Picture

KM Argo Kaca Kecil

KM Argo Kaca Kecil Ini Biasa Digunakan Oleh KA Ekspress Malam Turangga (Surabaya Gubeng - Bandung).
Picture

KMP Argo Perumka

KMP Argo Perumka, Biasanya Dipakai Ama KA Jayabaya Selatan (SGU - JAKK via PSE), Atau KA Mutiara Selatan (SGU - BD) , Kadang Juga KA Argo Gede (BD - GMR)




PERUMKA Satwa K1 v2

Picture
PERUMKA Satwa K1 v2 ,
Biasa digunakan oleh KA Taksaka (YK-GMR), KA Turangga (SGU-BD), Atau KA Sancaka (SGU-YK)

PERUMKA Satwa K1-55503

Gerbong ini biasa digunakan oleh KA Sembrani (SBI-GMR) , atau KA Cirebon Ekspress _(TG-GMR)
Picture

PERUMKA Biru K1 Kaca K2

Biasa digunakan oleh KA Bima (SGU-GMR) dan KA** yang lain .
Picture


PERUMKA M1-82502

Kalau gak salah biasa digunakan oleh KA Argo Dwipangga _(SLO-GMR)
Picture

(New) Argo Bromo Anggrek Go Green

Di tahun 2011 , PT INKA mengeluarkan gerbong bercat baru yaitu ARGO ANGGREK GO GREEN
Picture


BIMA D'JADOEL PACK

KA Bima diluncurkan pada tanggal 1 Juni 1967, adalah sejarah awal KA yang pengoperasiannya menggunakan AC , KA Bima ini mempunyai fasilitas Gerbong Tidur Kelas Eksekutif (SAGW) & Kelas Bisnis (SBGW). Pada tanggal 9 Juni 1990 KA Bima dari gerbong tempat tidur diubah menjadi gerbong eksekutif standart, dan pada tanggal 1 Agustus 2002 KA Bima berganti memakai K1 Argo Standart bekas KA Argo Bromo (SBI - GMR)
Picture


BP- 77802

BP - 77802 milik daop 3 Cirebon, biasa digunakan KA Cirebon Ekspress, atau KA Argo Jati
Picture


K1 Sindang Marga (Old)

Biasa Digunakan Oleh KA Sindang Marga (LLG - KPT) pada ERA PERUMKA
Picture

KM - 82802

KM - 82802 ini punya dari DAOP 1 JAKK. KM ini biasanya dipakai oleh KA Ekspress Malam Sembrani (SBI - GMR)
Picture

BISNIS ARGO ERA PERUMKA v.2 & BISNIS ARGO ERA PERUMKA v.3

Biasanya dipakai KA SINDANG MARGA (LLG-KPT) atau KA SANCAKA (SGU-YK)
Picture
BISNIS ARGO ERA PERUMKA v.2
Picture
PERUMKA ARGO ERA PERUMKA v.3



BP - 64511

BP ini milik DAOP 8 SDT, biasa digunakan KA Sancaka ( Gubeng - Yogyakarta)
Picture

PJKA K1 v.2

Pada Era PJKA gerbong ini biasa digunakan BIMA, PARAHYANGAN, MUTIARA UTARA (Sekarang KA SEMBRANI) , DLL. Gerbong v.2 mempunyai Strip Kuning..
Picture

PERUMKA KM Bisnis v.2

Gerbong ini biasa digunakan oleh almarhum KA Jayabaya Selatan ( Surabaya Gubeng - Jakarta Kota)
Picture

BP Argo Anggrek v.2

BP yang biasa dipakai ABA (SBI-GMR)
Picture


PT KAI Satwa Pack

Terdiri dari :
3 BP
1 K1
1 M1
Picture

Taksaka V.2 & Taksaka V.3 (Argo)
- Taksaka V.2 : Satwa Era PERUMKA, kaca kecil / tetapi panjang
- Taksaka V.3 : Argo Standart Era PERUMKA, kaca biasa, dipojok bawah logo dephub bertuliskan KA TAKSAKA
Picture

Picture

K1 Dwipangga

Dwipangga (SLO - GMR)
K1 Dwipangga , K1 yang memupunyai warna argo standart PERUMKA, K1 Dwipangga ini bercorak argo tetapi bukan Argo waktu itu, (sebelum naek pangkat menjadi Argo).  . K1 ini memiliki logo gajah di bawah logo Dephub.
Picture


KAI BP Argo v.2 (PERUMKA)

BP ini biasa dipakai KA Argo Gede (BD - GMR) pada era PERUMKA, dan sekarang pada era PT KAI , BP ini dipakai KA Argo Parahyangan dengan sedikit perubahan pada bawah jendelanya..
Picture

Minggu, 26 Juni 2011

KA Madiun Jaya Ekspress Diluncurkan

  “Dalam rangka meningkatan aksesbilitas angkutan perkeretaapian, pemerintah membuat program-program pengadaan sarana kereta api sebagai upaya penyediaan pelayanan angkutan jarak menengah dengan jarak tempuh 3-4 jam yaitu KA komuter”, itulah sepenggal sambutan yang di sampaikan oleh Dirjen KA, Tundjung Inderawan saat launching KRDI Madiun Jaya Ekspress, Senin (20/6). Launching KRDI Madiun Jaya Ekspress ini dihadiri oleh Wamenhub, Bambang Susantono, Wakil Ketua Komisi V DPR RI, Bupati Madiun, Assistant Gubernur Jawa Timur, jajaran pejabat MUSPIDA Madiun, Direktur Komersial PT. KAI, Sulistyo Wimbo Hardjito, Direktur Teknik, Judarso Widiyono, dan juga jajaran manajemen PT. KAI Daop 7 Madiun.


 KRDI Madiun Jaya Ekspress siap untuk dioperasikan.

Rombongan Dirjen KA dan Wamenhub tiba di Stasiun Madiun pukul 10.00 WIB dengan menggunakan KLB Inspeksi. Rombongan kemudian menuju ke PT. INKA (persero) untuk melihat persiapan KRDI Madiun Jaya Ekspress. Tepat pukul 12.50 WIB KA Madiun Jaya Ekspress diresmikan. Dalam sambutannya, Wimbo menjelaskan bahwa berdasarkan 4 pilar perusahaan, kami berkomitmen untuk terus meningkatkan pelayanan dan kenyamanan para penumpang KA Madiun jaya jurusan Madiun – Yogyakarta PP dengan menambah perjalanan KA baru.

 Wamenhub, Bambang Susantono, Dirjen Perkeretaapian, Tundjung Inderawan, Wakil Ketua Komisi V DPR RI, Asisten Gubernur Jatim dan Bupati Madiun
bersama-sama menekantombol sirine sebagai tanda diresmikannya KRDI Madiun jaya Ekspres

Berbekal dari pengalaman PT. KAI Daop 7 Madiun yang sebelumnya berhasil mengoperasikan KA Madiun Jaya Ekonomi, bulan Januari 2010 lalu, menjadi pertimbangan tersendiri bagi para pengguna jasa transportasi, bahwa kereta api akan jauh lebih cepat bila berpergian ke Solo ataupun Yogyakarta. Dari keberhasilan pengoperasian KA Madiun Jaya Ekonomi tersebut maka Daop 7 Madiun kembali menghadirkan KA Madiun Jaya, kali ini dinamakan KA Madiun Jaya Ekspress dengan dilengkapi fasilitas Air Conditioner (AC) dengan tarif selama masa promosi untuk relasi Madiun-Solo Rp. 25.000,- dan Madiun-Yogyakarta Rp. 35.000,-.
 Penekanan tombol sirine menandai diresmikannya KA Madiun Jaya Ekspres oleh Wamenhub, Dirjen Perkeretaapian,Wakil Ketua Komisi V DPR RI, Asisten Gubernur Jatim, Bupati Madiun, dan Direksi PT. KAI. Wamenhub mengatakan bahwa Kereta Rel Diesel Indonesia (KRDI) ini merupakan sebuah realisasi program pemerintah untuk meningkatan pelayanan masyarakat selain sebagai pendukung transportasi Madiun-Yogyakarta. Ditambahkannya pula bahwa kereta dapat mengurangi kepadatan lalu lintas di jalan raya dan memiliki tingkat emisi yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan kendaraan umum yang ada di jalan raya.
Harapan yang tersirat dari KA Madiun Jaya ini adalah dengan dijalankan kedua KRDI Madiun Jaya baik ekonomi dan ekspress mampu membantu pemerintah mengurangi kepadatan lalu lintas umum khususnya jurusan Madiun-Solo-Yogyakarta. Selain itu, dengan KRDI Madiun Jaya Ekspress ini PT. KAI mampu membuktikan kembali komitmen perubahan dengan memberikan pelayanan prima dan kenyamanan bagi para penumpang atau pengguna moda angkutan kereta api. (Humaska)
 
 

Lokomotif Baru

Kehandalan sarana guna menunjang layanan yang prima harus terus dimiliki oleh perusahaan yang bergerak di bidang jasa transportasi. PT. Kereta Api Indonesia (KAI) (Persero) sebagai perusahaan yang bergerak di bidang pelayanan jasa transportasi, baik orang maupun barang, juga turut berupaya pula menjaga kehandalan sarana yang dimilikinya. 


Lokomotif baru dengan nomor seri CC 2041112 (CC20432) dan CC2041113 (CC20433) diuji coba dengan menarik rangkaian maksimum dari Stasiun Bandung ke Stasiun Ciawi PP.

Sepuluh lokomotif baru dengan tipe CC 204 akan perkuat armada angkutan PT. KAI pada medio bulan Juni dan Juli ini. Lokomotif yang dipesan dari General Electric ini merupakan bagian dari investasi 20 lokomotif dengan tipe yang sama pada tahun 2010. Sehingga jumlah total lokomotif yang dimiliki oleh PT. KAI yang akan melayani para pengguna jasa kereta api (KA) berjumlah 391 unit. Sedangkan di tahun ini, PT. KAI berencana untuk menginvestasikan 144 lokomotif baru dengan alokasi penempatan 100 lokomotif di pulau Jawa dan 44 Lokomotif di pulau Sumatera.


Lokomotif baru ini akan digunakan di Divre 3 Sumatera Utara

Dari sepuluh lokomotif ini, enam diantaranya sedang dalam proses sertifikasi kelaikan sarana yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan sebagai regulator. Dalam proses uji untuk mendapatkan sertifikasi tersebut, selain dilakukan oleh regulator, PT. KAI sebagai operator bersama-sama menguji kehandalan sarana yang akan dipergunakannya. Sedangkan, sisa empat lokomotif masih berada dalam proses perakitan di GE Lokindo yang berada di Madiun.
Untuk mendapatkan sertifikasi kelaikan sarana, masing-masing lokomotif mesti diuji dua macam tes, yaitu tes statis dan tes dinamis. Dalam tes statis, lokomotif diperiksa seluruh dimensinya, serta dilakukan uji berbagai macam fungsi yang dimiliki lokomotif. Untuk tes dinamis, lokomotif diuji kemampuan untuk berakselerasi, serta seberapa jauh lokomotif itu untuk segera berhenti. Seperti yang dilakukan pada lokomotif dengan nomor seri CC 204112 dan CC 2041113 pada Jumat (17/4).


Tim penguji kelaikan sarana dari Direktorat Jenderal Perkeretapian Kementerian Perhubungan serta PT. KAI menguji performansi dan durabilitas masing-masing lokomotif

Dijelaskan oleh Vice President (VP) Public Relations PT. KAI, Sugeng Priyono, armada lokomotif baru ini pengujiannya dilakukan di PT. INKA dan Daerah Operasi (DAOP) 2 Bandung. “Untuk uji statis, kami melakukannya di PT. INKA, sedangkan uji dinamis dilakukan pada lintas Stasiun Bandung menuju Stasiun Ciawi pulang pergi. Sengaja kami melakukan pengujian di lintas ini, karena karakteristik jalan relnya yang  memiliki tanjakan dan turunan curam, serta tes akselerasi pun bisa dilakukan pada jalur-jalur lurus,” ujar Sugeng.


Thermometer gun pun digunakan untuk mengukur suhu dari bantalan as roda. Ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat gangguan selama pengujian berlangsung.

Rencananya, sepuluh lokomotif ini akan digunakan untuk Divisi Regional (Divre) 3 Sumatera Selatan. Sedangkan untuk menghadapi angkutan lebaran 2011, armada lokomotif dan kereta sudah dipersiapkan di beberapa Balai Yasa serta Dipo guna perawatan akhir. (Humaska)
  

Rabu, 22 Juni 2011

Kelas Dan Pelayanan Kereta Api Di Indonesia

Kapasitas angkut penumpang yang disediakan PT Kereta Api (Persero) di Jawa dan Sumatera adalah sebanyak 106.638 tempat duduk per hari dengan rasio kelas eksekutif (15%), bisnis (27%), dan ekonomi (59%). Bila tempat duduk dikaitkan dengan jarak tempuh, maka total kapasitas melambung menjadi sebanyak 41.528.450 tempat duduk per kilometer per hari dengan rasio kelas eksekutif (17%), kelas bisnis (25%), dan kelas ekonomi (58%).

Kelas Argo

Rangkaian kereta api jenis ini mulai diluncurkan pada tanggal 31 Juli 1995 untuk memperingati 50 Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia. Pada awalnya Perumka hanya mengoperasikan dua kereta api, yaitu Argo Bromo yang melayani rute Gambir–Surabaya Pasar Turi dan Argo Gede yang melayani rute Gambir–Bandung. Saat ini, rangkaian kereta api Argo Bromo dikembangkan menjadi Argo Bromo Anggrek.
Kereta api kelas Argo lainnya adalah:
  • Argo Muria yang melayani rute Gambir–Semarang Tawang.
  • Argo Lawu yang melayani rute Gambir-Yogyakarta–Solo Balapan.
  • Argo Dwipangga yang melayani rute Gambir-Yogyakarta–Solo Balapan.
  • Argo Wilis yang melayani rute Bandung–Surabaya Gubeng.
  • Argo Jati yang melayani rute Gambir–Cirebon.
  • Argo Sindoro yang melayani rute Gambir-Semarang.
Kelas satu
Setingkat di bawah kelas Argo, PT Kereta Api (Persero) juga menyediakan rangkaian kereta api kelas satu yang biasanya menyediakan dua jenis layanan, yaitu eksekutif dan bisnis, seperti:
  • Sancaka yang melayani rute Surabaya Kota–Yogyakarta.
  • Malang Ekspres yang melayani rute Surabaya Kota–Malang.
  • Cantik Ekspres yang melayani rute Surabaya Kota–Jember.
  • Mutiara Timur yang melayani rute Surabaya Kota–Banyuwangi hingga Denpasar, Bali menggunakan bus milik PT Kereta Api (Persero).
  • Lodaya yang melayani rute Bandung-Solo Balapan.
  • Gajayana yang melayani rute Gambir-Malang.
  • Kamandanu yang melayani rute Gambir-Semarang Tawang.
  • Gumarang yang melayani rute Jakarta Kota-Surabaya Pasar Turi.
  • Bima yang melayani rute Jakarta Kota-Yogyakarta-Surabaya Pasar Turi.
  • Taksaka yang melayani rute Jakarta Kota-Yogyakarta.
  • Sembrani yang melayani rute Jakarta Kota–Surabaya Pasar Turi.
  • Merak Jaya yang melayani rute Jakarta Kota–Merak.
  • Turangga yang melayani rute Bandung–Surabaya Gubeng.
  • Harina yang melayani rute Bandung-Semarang Tawang.
  • Rajawali yang melayani rute Semarang Tawang-Surabaya Pasar Turi.
  • Bangunkarta yang melayani rute Pasar Senen-Jombang.

Kelas ekonomi unggulan

Dalam rangka pemerataan pelayanan kepada semua lapisan masyarakat, selain mengoperasikan sejumlah kereta api komersial yang berfungsi sebagai subsidi silang pada pelayanan kereta api kelas ekonomi, PT Kereta Api (Persero) juga mengoperasikan sejumlah rangkaian kereta api kelas ekonomi unggulan, yaitu:
  • Brantas yang melayani rute Tanah Abang–Kediri.
  • Matarmaja yang melayani rute Malang-Pasar Senen.
  • Kaligung yang melayani rute Tegal–Semarang Poncol.
  • Logawa yang melayani rute Purwokerto–Jember.
  • Sri Tanjung yang melayani rute Banyuwangi–Yogyakarta.
    • Tawang Jaya yang melayani rute Semarang Poncol-Pasar Senen
Kelas ekonomi
Tarif kereta api kelas ekonomi ditetapkan oleh pemerintah sehingga secara keseluruhan biaya operasi tidak dapat ditutup dengan tarif yang dikenakan kepada masyarakat. Sampai saat ini, PT Kereta Api (Persero) melakukan subsidi silang dari pendapatan rangkaian kereta api kelas Argo dan kelas satu pada kelas ekonomi. Beberapa kereta yang dioperasikan adalah:
  • KRD yang melayani rute Surabaya Pasar Turi-Cepu dan Surabaya Kota-Kertosono.
  • Penataran yang melayani rute Surabaya Kota-Blitar lewat Malang.
  • Probowangi yang melayani rute Probolinggo-Banyuwangi.
  • Rapih Dhoho yang melayani rute Surabaya Kota-Blitar lewat Kertosono.
Komuter
Komuter adalah kereta api yang beroperasi dalam jarak dekat, menghubungkan kota besar dengan kota-kota kecil di sekitarnya atau dua kota yang berdekatan. Penumpang kereta ini kebanyakan adalah para penglaju bermobilitas tinggi yang pulang-pergi dalam sehari, misalnya ke tempat kerja atau sekolah. Tidak mengherankan apabila frekuensi perjalanan komuter termasuk tinggi dan jumlah penumpangnya juga paling banyak dibanding kereta jenis lainnya.
Di Indonesia, jaringan komuter masih menjadi satu dengan kereta api jarak jauh, bahkan kebanyakan rangkaian kereta apinya juga diambil dari bekas kereta api jarak jauh. Walaupun demikian, pemerintah saat ini sedang mempersiapkan pembangunan jaringan kereta api komuter yang lebih canggih, seperti monorel, kereta bawah tanah, maupun Mass Rapid Transit (MRT) yang rencananya akan dibangun di Jakarta dan Surabaya.
Komuter umumnya dilayani oleh rangkaian kereta api ekonomi, tetapi beberapa sudah ada yang dilayani oleh kereta kelas bisnis bahkan kelas eksekutif, seperti kereta api Pakuan jurusan Jakarta- Bogor. Jalur-jalur kereta komuter yang ada di Indonesia antara lain:
  • Kereta api Jabotabek, merupakan jalur komuter tertua di Indonesia yang melingkupi daerah Jakarta Raya, melayani para penglaju dari Jakarta ke Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi, termasuk jalur cabang ke Serpong dan Karawang.
  • Kereta api ekonomi jurusan Rangkasbitung-Merak dan Cikampek-Purwakarta.
  • Kereta Lokal Bandung Raya yang melayani rute Padalarang-Bandung-Cicalengka hingga Cibatu, Garut.
  • Kereta Lokal Surabaya yang melayani rute Surabaya-Lamongan, Surabaya-Sidoarjo, dan Surabaya-Mojokerto.

Kereta barang

Khusus di Pulau Jawa, pemasaran angkutan barang semula kurang diminati pasar karena dalam perjalanan kalah prioritas dengan kereta penumpang. Akan tetapi, sejalan dengan perkembangan terakhir yang sudah melalui tahapan modernisasi sarana angkutan barang, telah dimungkinkan hadirnya kereta barang dengan kecepatan yang tidak jauh berbeda dengan kereta penumpang sehingga perjalanannya jauh lebih lancar.

Baja Satwa

Kereta barang Baja Satwa dikhususkan untuk mengangkut barang yang melayani rute Jakarta Kampung Bandan-Surabaya Pasar Turi. Barang yang diangkut kebanyakan berupa peti kemas yang jenis komoditas angkutannya tidak terbatas. Sayangnya, saat ini Stasiun Kampung Bandan sudah tidak aktif lagi.

Kereta barang cepat

Koridor layanannya sama dengan kereta api Antaboga, yaitu Jakarta-Surabaya Pasar Turi, tetapi sarana yang digunakan berupa gerbong tertutup. Komoditas yang dapat diangkut juga bermacam-macam, sesuai dengan keadaan pasar.

Kamis, 03 Maret 2011

Jalan Rel

Teknologi jalan rel sulit dijelaskan tanpa mengetahui sejarah perkembangan teknologi jalan rel. Salah satunya adalah tentang sejarah perkembangan rel.
Kegunaan rel sudah diketahui oleh manusia sejak 2000 tahun SM. Jika kondisi tanah basah, maka roda akan menekan tanah sehingga meninggalkan tapak berupa cekungan ke dalam tanah, hingga lama kelamaan setelah dilewati beberapa kali tanah akan mengeras dan padat. Mendorong gerobak melalui bagian tanah yang sudah mengeras membuktikan bahwa gerobak ternyata lebih mudah didorong.
Kebutuhan mendorong gerobak di lorong pertambangan membutuhkan pengetahuan sifat istimewa dari rel, agar gerobak tidak membentur dinding lorong ditambahkan sebuah alat di bagian depan gerobak untuk menjaga agar gerak gerobak mengikuti arah lorong. Abad ke 18 digunakan jalan menggunakan papan kayu yang disebut Wagonway untuk angkutan batu bara.
Setelah besi ditemukan maka dibuat roda yang lebih tahan lama dan mclapisi permukaan roda yang bersinggungan dengan jalan menggunakan lapisan besi tipis. Selain itu besi juga digunakan untuk melapisi permukaan jalan kayu. Tahun 1767, von Reynolds melapisi lapisan kayu dengan besi cor di atasnya dengan peninggian pada sisi-sisinya.
Sejak dikenal proses pengolahan besi yang lebih efektif kemudian menghasilkan rel sebagai pengganti jalan kayu. Rel dibuat dari besi tuang dengan lekukan yang diharapkan dapat memberi arah yang tepat bagi pergerakan roda. Jalan dengan menggunakan bahan ini disebut Plateway. Tahun 1782, von Jessops menggunakan rel darl besi cor yang merubah bentuk rel dari bentuk kanal menjadi bentuk jamur sejalan dengan dibuatnya roda yang dilengkapi dengan flens.
Rel yang terbuat dari besi cor sering patah terutama pada bagian tengah. Kemudian dibuat rel yang diperkuat pada bagian tengah menjadi seperti perut ikan. Tahun 1820, mulai digunakan rel baja yang ditempa dengan kekuatan tarik yang lebih baik.
Membuat roda dengan flens terjadi ada dua pilihan yaitu flens roda pada sisi luar atau pada sisi dalam. Flens disisi luar mengakibatkan kesulitan saat belok. Terbaik adalah menempatkan flens pada sisi dalam. Roda silindris dengan flens dalam menyebabkan saat kendaraan bergerak, roda akan selalu menyentuh rel pada salah satu sisi dan terjadi gesekan yang terus menerus antara sisi dalam rel dan flens roda. Untuk mengatasinya roda dibuat kerucut.
Rel berkaki lebar mulai digunakan pada tahun 1839, dikembangkan oleh Steven yang memulai eksperimen tentang rel sejak tahun 1830.
Pembangunan jalan rel di Indonesia dimulai dengan penyangkulan pertama pembangunan badan jalan rel oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda, LAJ Baron Sloet Van De Beele pada 17 Juni 1864. Jalan rel pertama dibangun oleh perusahaan swasta bernama NIS (Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij) dimulai dari Semarang menuju Tanggung sepanjang 26 km dan diresmikan pada tanggal 10 Agustus 1867. Lebar spoor yang digunakan yaitu 1435 mm.
Pembangunan jalur dilanjutkan menuju Solo dan Yogyakarta kemudian diresmikan pada tanggal 10 Juni 1872. Mengingat topografi Indonesia yang bergunung maka pemerintah Hindia Belanda menetapkan lebar spoor 1067 mm sebagai lebar spoor yang lebih sesuai untuk topografi Indonesia. Pada masa pemerintah Hindia Belanda, tepatnya sampai 1939, panjang jalan rel di Indonesia telah mencapai 6811 km.
Namun sejarah jalan rel di Indonesia mencatat adanya masa yang memprihatinkan yaitu pada masa pemerintah Jepang. Sepanjang kurang lebih 901 km raib, yang diperkirakan karena rel yang dibongkar semasa pemerintahan Jepang ini diangkut ke Burma untuk pembangunan jalan rel di sana. Bahkan menurut data Ditjen Perkeretaapian tahun 2006, jalan rel yang beroperasi hanya 4360 km dan tidak beroperasi sepanjang 2122 km.
Jalan rel kereta api merupakan prasarana utama dalam perkeretaapian karena rangkaian kereta api hanya dapat melintas di atas jalan yang dibuat secara khusus untuknya. Lebar jalan rel yang pernah ada di Indonesia dibedakan dengan lebar spoor 1435 mm, 1067 mm, 750 mm dan 600 mm. Sedangkan tipe rel yang pernah digunakan di Indonesia meliputi tipe R25, R33, R42 dan R54.
Hampir seluruh jalan rel (baik jalan rel yang aktif maupun tidak aktif) di Indonesia saat ini merupakan aset yang bernilai sejarah sehingga menjadi salah satu fasilitas publik dan aset bangsa yang perlu dijaga dan dilestarikan.
Ikon Lintas Heritage Deskripsi Perusahaan
track_cjr_icon
Bogor - Sukabumi - Bandung Jalur pertama dari Jakarta ke Bandung, yg dibangun 1881-1884. Terdapat terowongan yang pertama kali dibangun yaitu terowongan Lampegan yang memiliki panjang 686 meter. 90% stasiun masih original eks SS. Panorama bernuansa pegunungan dan pedesaan. Jarak: 140 km SS (Staatsspoorwegen)
track_pwk_icon
Cikampek - Purwakarta - Bandung Jalur kedua dari Jakarta ke Bandung, yang dibangun tahun 1902-1906 oleh SS. Terdapat terowongan Sasaksaat yang memiliki panjang 950 meter. Terdapat 400 lebih jembatan, yang terkenal yaitu Cikubang, Cirangrang, Cisomang dan Ciganea. Panorama bernuansa pegunungan. Panjang jalur: 75 km SS (Staatsspoorwegen)
track_bjr_icon
Bandung - Banjar Jalur ini dibangun untuk menghubungkan kota Yogyakarta dan kota Bandung, dibangun 1884-1894 oleh SS. Terdapat jalur menawan di daerah Leles - Lebakjero. Jalur ini naik-turun, curam dan berkelak-kelok. Terdapat jembatan Cirahong, jembatan ini memiliki keunikan yaitu satu jembatan dapat dilalui mobil/motor dan kereta api tanpa saling menghalangi). Panorama bernuansa pegunungan. Panjang jalur: 157 km SS (Staatsspoorwegen)
track_abr_icon
Tuntang - Ambarawa - Bedono Jalur ini dibangun oleh NIS untuk kepentingan mobilisasi militer Belanda dari Semarang ke Ambarawa. Jalur ini diresmikan 1873. Terdapat rel bergerigi pada rute Jambu - Bedono dan Bedono - Gemawang. Saat ini jalur cabang tidak terkoneksi dengan jalur utama kereta api (Semarang - Solo). Kawasan Stasiun Ambarawa sudah menjadi landmark kabupaten Semarang. Panjang jalur: 14.5 Km. NIS (Nederlandsch-Indische Spoorweg maatschappij)
track_pwt_icon
Purwokerto - Purwokerto Timur Jalur eks SDS yang tersisa dan terkoneksi dengan jalur utama kereta api (Yogyakarta-Purwokerto) di stasiun Purwokerto. Jalur ini merupakan bagian dari jalur kereta api rute Purwokerto - Wonosobo sepanjang 92,1 km. Jalur milik SDS (Maos-Purwokerto-Wonosobo) mulai dibangun tahun 1893. Saat itu dibangun untuk mengangkut hasil bumi dari Wonosobo ke Cilacap. sempat digunakan sebagai angkutan Pupuk Sriwijaya dan Sement dari Cilacap ke Purwokerto Timur, namun hanya aktif sampai dengan 1985. Panjang jalur: 5 km SDS (Serajoedal Stoomtram Maatschappij)

Gerbong Argo Bromo Dengan Wajah Baru

Rangkaian kereta eksekutif Argo Bromo Anggrek memiliki wajah baru. Kereta yang melayani relasi Jakarta – Surabaya PP, saat ini sedang dilakukan retrofit di PT. Industri Kereta Api (INKA) Madiun. Sejumlah 18 kereta ini direhab sebagai usaha yang tak kenal lelah dari PT. Kereta Api Indonesia (KAI) (Persero) guna memberikan kenyamanan yang lebih terhadap pengguna jasa kereta api ini. 
Jika dilihat dari tampilan eksterior, warna putih yang selama ini sudah ada masih digunakan. Namun yang berbeda, terdapat balutan warna hijau yang tergabung dalam polet yang memanjang dari depan hingga belakang. Di samping pintu, diletakan gambar daun segar dengan tulisan dibawahnya “Go Green”, dan sudah barang tentu berwarna hijau pula.
Rangkaian Kereta Argo Bromo Anggrek, sebagian besar sudah selesia pengerjaannya di INKA
Dari penggambaran eksterior ini, melambangkan bahwa moda transportasi kereta api adalah moda yang ramah lingkungan. Serta memiliki keunggulan dalam irit menggunakan bahan bakar migas (BBM). Dari perlambangan ini juga, menunjukan bukti sebuah komitmen dari PT. KAI yang akan terus berusaha menjaga kelestarian lingkungan alam demi kebaikan bersama.
Komitmen ini, salah satunya telah dibuktikan dengan digunakannya kereta ramah lingkungan pada rangkaian KA Argo Lawu dan KA Argo Jati, dimana terdapat bak penampungan kotoran dari toilet. Sehingga kotoran yang keluar dari kereta berubah menjadi cairan yang mudah diserap oleh tanah. Dan hal ini juga diterapkan pada rangkaian kereta Argo Bromo Anggrek.
Di interiornya pun terdapat perubahan-perubahan yang cukup signifikan. Pada rak penyimpanan bagasi diberikan penutup, dan pada bagian bawahnya terdapat kaca yang bisa melihat ke bagian dalam bagasi. Ini bertujuan untuk memberikan rasa aman kepada penumpang atas barang yang mereka bawa. Garis hijau yang menempel pada bagian bagasi pun dihilangkan, untuk memberikan irama yang serupa dengan warna interior kereta yang didominasi oleh warna beige. Kursinya pun diganti berwarna krem, dimana sebelumnya kain merah membalutnya. Kursi ini pun tidak kalah nyaman dan empuk untuk diduduki.
Rencananya, pada akhir Maret, rangkaian kereta ini sudah selesai dikerjakan di PT. INKA. Sehingga pada medio yang berdekatan, kereta ini bisa menghiasi jalur utara pantai Jawa untuk melayani pengguna jasa kereta api. (Humaska)
 

Jumat, 25 Februari 2011

Kereta Batik

 
Melestarikan kebudayaan Nasional merupakan sebuah kewajiban dan hak bagi setiap insan anak bangsa Indonesia. Karena dari kebudayaan inilah jati diri dan ciri sebuah bangsa yang besar bisa dinilai. PT. Reska Multi Usaha (RMU), salah satu anak perusahaan dari PT. Kereta Api Indonesia (KAI) (Persero) membuat kegiatan yang bisa dibilang sangat unik dalam melestarikan salah satu budaya Indonesia. Dalam kegiatan yang bertajuk “Kreasi Kereta Batik dan Festival Kuliner”, yang diadakan di pelataran parkir Utara Stasiun Bandung, dari Sabtu hingga Selasa (12-15/2), RMU mencoba untuk menghias eksterior sebuah kereta penumpang dengan motif batik bekerja sama dengan mahasiswa Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Institut Teknologi Bandung (ITB).
Dalam acara yang dibuka oleh Wakil Direktur Utama PT. KAI, Darmawan Daud, selain menghias kereta juga diadakan bazaar kuliner khas Indonesia serta baju-baju batik dengan motif-motif yang berbeda tersebar dalam 50 stand. Selama 4 hari beragam acara pun dikemas dengan menarik, dimulai lomba mewarnai untuk siswa Taman Kanak-kanak (TK) dan Sekolah Dasar (SD), festival musik akustik, lomba body painting. Dan pada puncak acara, akan diadakan pencanangan kreasi kereta batik masuk dalam daftar Museum Rekor Indonesia (MURI).
                                                 
Kiri: Wakil Dirut PT.KAI, Darmawan Daud memotong tumpeng sebagai tanda dimulainya Festival Batik & Kuliner di parkir utara Stasiun Bandung, Sabtu (12/2).
Kanan: Sesaat setelah meresmikan festival, Darmawan Daud ditemani Dirut PT. RMU, Tintin Wisniwati (kanan), menyempatkan diri untuk mengelilingi stand-stand.
 
                                               
Kiri: Wakil Direktur Utama PT. KAI, Darmawan Daud menggunting pita sebagai tanda dimulainya penghiasan eksterior kereta dengan menggunakan motif batik.
Kanan: Kereta yang menggunakan motif batik serta tokoh perwayangan ini akan digunakan pada KA Argo Parahyangan yang melayani rute Bandung - Jakarta PP.
Darmawan Daud mengemukakan, acara ini bertujuan untuk menumbuh kembangkan kreativitas anak bangsa melalui seni membatik dan aneka kuliner sebagai kebudayaan bangsa yang dapat dibanggakan. “Dengan acara ini diharapkan akan mempopulerkan batik tidak hanya sebagai busana, bahkan pada media transportasi kereta api,” ujar Darmawan dalam sambutannya.
Ditambahkannya, saat ini stasiun kereta api bukan lagi semata-mata tempat naik turun penumpang saja, namun sudah saatnya juga berfungsi sebagai area komersial tanpa mengabaikan fungsinya sebagai area publik. “Semoga dengan kegiatan ini bisa memberikan suguhan yang terbaik, khususnya kepada pengguna jasa kereta api dan umumnya kepada masyarakat luas juga meningkatkan tingkat kecintaan masyarakat terhadap kereta api,” tutup Darmawan.
Sesaat setelah meresmikan pembukaan kegiatan ini, Darmawan menyempatkan diri untuk melihat ke berbagai stand yang ada. Selanjutnya melihat prosesi penghiasan kereta eksekutif yang dihias oleh motif batik. (Humaska)

Kereta Batik Masuk MURI

Kereta eksekutif argo dengan nomor seri K1-02527 yang dihias eksteriornya dengan motif batik bercorak khas dari tiga daerah di Pulau Jawa dan salah satu tokoh pewayangan, Bima, masuk dalam Museum Rekor Indonesia (MURI). Penyerahan sertifikat dari MURI diserahkan di Stasiun Bandung, Selasa (15/2) dan diterima langsung oleh Direktur Komersial PT. Kereta Api Indonesia (KAI), Sulistyo Wimbo Hardjito. Acara penyerahan ini bertepatan dengan hari terakhir festival Kereta Batik dan Kuliner yang diadakan selama empat hari sejak Sabtu (12/2). Pembuatan kereta batik ini atas kerjasama PT. KAI dan PT. Reska Multi Usaha (RMU) serta tim dari Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Institut Teknologi Bandung (ITB).  
Motif batik yang menghiasi seluruh badan kereta menggunakan tema “Restu Neng Buwono” atau yang berarti kedamaian di muka bumi. Pengerjaan dari kereta ini hanya membutuhkan waktu sekitar empat hari mulai dari Sabtu (12/2). Masing-masing motif dan corak yang terangkai bukanlah sebuah gambar semata. Melainkan melambangkan sebuah cerita dan cita-cita tulus dari semua pihak yang mencintai dan menginginkan kereta api untuk terus maju serta berkembang. Dalam gambar tersebut terdapat Tokoh Bima, Selendang Batik, Burung, serta Taman Bunga.
       
Kiri: Direktur Komersial PT. KAI Sulistyo Wimbo Hardjito (kiri) dan Direktur Operasional PT. RMU, Sri Kuncoro menabuh perkusi sebagai tanda peresmian kereta batik di Stasiun Bandung 
Kanan: Direktur Komersial PT. KAI, Sulistyo Wimbo Hardjito (kanan) menerima sertifikat MURI disaksikan oleh Direktur Utama PT. Reska Multi Usaha, Tintin Wisniwati.
                                         
Kiri: Yosef Adiguna (kiri) sebagai konseptor dari kereta batik, Rika Yusiska (tengah) dari MAP Digital Printing, serta Hasna Tsaniya (kanan) tim desain kereta batik, mengaku sangat bangga bisa berpartisipasi dalam pembuatan kereta ini.
Kanan: Kereta Batik siapa melayani penumpang KA Argo Parahyangan relasi Bandung - Jakarta PP.
Gambar tokoh wayang Bima yang melambangkan bahwa kereta api akan menjadi pemimpin dalam hal sarana transportasi di Indonesia. Hal ini berdasarkan dari Bima yang merupakan seorang pemimpin dari pasukan Pandawa serta memiliki sifat gagah berani, teguh, kuat, tabah, patuh, dan jujur.
Lalu terdapat sebuah selendang batik yang memanjang, hal ini sebagai bentuk penghargaan kepada batik yang merupakan salah satu warisan budaya yang diakui oleh dunia milik dari Bangsa Indonesia. Dari selendang ini, melambangkan kereta api yang mempersatukan setiap golongan masyarakat Indonesia yang beragam suku, budaya, agama, dan ras menjadi sebuah rangkaian silaturahmi yang harmonis.
Sedangkan Burung merupakan simbol perdamaian, yang merupakan sebuah harapan dan doa bahwa kereta api akan selalu memberikan rasa aman dan kepercayaan kepada konsumen, sehingga membuat kereta api menjadi yang terbaik dalam bidang sarana transportasi. Dan yang terakhir adalah Taman Bunga, yang melambangkan dari kota Bandung yang dikenal dengan julukan kota kembang. Juga perlambangan dari harapan kota Bandung yang akan selalu indah, asri, dan permai sebagai kota yang dikenal dengan pariwisata dan budaya.
Kereta ini akan digunakan pada rangkaian Argo Parahyangan yang melayani relasi Bandung – Jakarta pulang pergi. Dalam sambutan singkatnya, Wimbo berterima kasih kepada seluruh pihak yang turut terlibat dalam pembuatan kereta batik ini. “Semoga dengan adanya kereta batik ini, selain turut melestarikan kebudayaan batik nusantara yang kaya akan pesona, juga bisa memberikan pelayanan tambahan bagi pengguna jasa kereta api, serta semakin meningkatkan rasa cinta terhadap kereta api,” ujar Wimbo.Sumber:www.keretaapi.co.id

Argo Muria

KA Argo Muria dilaunch pertama kali tanggal 22 Desember 1997. Kereta api ini menawarkan alternative perjalanan dengan jadwal pemberangkatan pagi hari dari arah Semarang ke Jakarta dan sore hari dari arah sebaliknya






Diikiuti dengan peluncuran KA Argo Muria II pada tanggal 20 Mei 2001 yang menawarkan alternative perjalanan yang berkebalikan dengan KA Argo Muria I sehingga sejak itu tersedia dua jadwal pemberangkatan kereta api dari Semarang Tawang-Gambir maupun arah sebaliknya.


Perjalanan sejauh 445 km ditempuh dalam waktu 5 jam 30 menit dan hanya berhenti di Stasiun Tegal dan Pekalongan.


Argo selain berarti gunung juga merupakan brand image layanan kereta api eksekutif. Kata Muria berasal dari nama gunung (Gunung Muria) yang memiliki ketinggian 1.602 m diatas permukaan laut dan berada di sebelah Utara Kota Kudus (69 km dari arah Kota Semarang). Kawasan gunung ini terkenal dengan berbagai macam satwa langka seperti ; burung plontang, elang muria, rusa dank era.


Layanan kereta api yang memiliki kapasitas 350 tempat duduk ini terdiri dari 7 rangkaian kereta kelas eksekutif. Untuk perjalanan yang dilakukan pada siang hari, penumpang dapat menikmati indahnya panorama di Pesisir Pantai Utara khususnya atara Pekalongan-Semarang.