Jumat, 25 Februari 2011

Kereta Batik Masuk MURI

Kereta eksekutif argo dengan nomor seri K1-02527 yang dihias eksteriornya dengan motif batik bercorak khas dari tiga daerah di Pulau Jawa dan salah satu tokoh pewayangan, Bima, masuk dalam Museum Rekor Indonesia (MURI). Penyerahan sertifikat dari MURI diserahkan di Stasiun Bandung, Selasa (15/2) dan diterima langsung oleh Direktur Komersial PT. Kereta Api Indonesia (KAI), Sulistyo Wimbo Hardjito. Acara penyerahan ini bertepatan dengan hari terakhir festival Kereta Batik dan Kuliner yang diadakan selama empat hari sejak Sabtu (12/2). Pembuatan kereta batik ini atas kerjasama PT. KAI dan PT. Reska Multi Usaha (RMU) serta tim dari Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Institut Teknologi Bandung (ITB).  
Motif batik yang menghiasi seluruh badan kereta menggunakan tema “Restu Neng Buwono” atau yang berarti kedamaian di muka bumi. Pengerjaan dari kereta ini hanya membutuhkan waktu sekitar empat hari mulai dari Sabtu (12/2). Masing-masing motif dan corak yang terangkai bukanlah sebuah gambar semata. Melainkan melambangkan sebuah cerita dan cita-cita tulus dari semua pihak yang mencintai dan menginginkan kereta api untuk terus maju serta berkembang. Dalam gambar tersebut terdapat Tokoh Bima, Selendang Batik, Burung, serta Taman Bunga.
       
Kiri: Direktur Komersial PT. KAI Sulistyo Wimbo Hardjito (kiri) dan Direktur Operasional PT. RMU, Sri Kuncoro menabuh perkusi sebagai tanda peresmian kereta batik di Stasiun Bandung 
Kanan: Direktur Komersial PT. KAI, Sulistyo Wimbo Hardjito (kanan) menerima sertifikat MURI disaksikan oleh Direktur Utama PT. Reska Multi Usaha, Tintin Wisniwati.
                                         
Kiri: Yosef Adiguna (kiri) sebagai konseptor dari kereta batik, Rika Yusiska (tengah) dari MAP Digital Printing, serta Hasna Tsaniya (kanan) tim desain kereta batik, mengaku sangat bangga bisa berpartisipasi dalam pembuatan kereta ini.
Kanan: Kereta Batik siapa melayani penumpang KA Argo Parahyangan relasi Bandung - Jakarta PP.
Gambar tokoh wayang Bima yang melambangkan bahwa kereta api akan menjadi pemimpin dalam hal sarana transportasi di Indonesia. Hal ini berdasarkan dari Bima yang merupakan seorang pemimpin dari pasukan Pandawa serta memiliki sifat gagah berani, teguh, kuat, tabah, patuh, dan jujur.
Lalu terdapat sebuah selendang batik yang memanjang, hal ini sebagai bentuk penghargaan kepada batik yang merupakan salah satu warisan budaya yang diakui oleh dunia milik dari Bangsa Indonesia. Dari selendang ini, melambangkan kereta api yang mempersatukan setiap golongan masyarakat Indonesia yang beragam suku, budaya, agama, dan ras menjadi sebuah rangkaian silaturahmi yang harmonis.
Sedangkan Burung merupakan simbol perdamaian, yang merupakan sebuah harapan dan doa bahwa kereta api akan selalu memberikan rasa aman dan kepercayaan kepada konsumen, sehingga membuat kereta api menjadi yang terbaik dalam bidang sarana transportasi. Dan yang terakhir adalah Taman Bunga, yang melambangkan dari kota Bandung yang dikenal dengan julukan kota kembang. Juga perlambangan dari harapan kota Bandung yang akan selalu indah, asri, dan permai sebagai kota yang dikenal dengan pariwisata dan budaya.
Kereta ini akan digunakan pada rangkaian Argo Parahyangan yang melayani relasi Bandung – Jakarta pulang pergi. Dalam sambutan singkatnya, Wimbo berterima kasih kepada seluruh pihak yang turut terlibat dalam pembuatan kereta batik ini. “Semoga dengan adanya kereta batik ini, selain turut melestarikan kebudayaan batik nusantara yang kaya akan pesona, juga bisa memberikan pelayanan tambahan bagi pengguna jasa kereta api, serta semakin meningkatkan rasa cinta terhadap kereta api,” ujar Wimbo.Sumber:www.keretaapi.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar